Apa Maksud Kolik pada Bayi ? Yuk Cari Tahu Ciri Serta Cara Mengatasinya di Sini!

Bayi berkomunikasi dengan orang dewasa melalui tangisan. Mereka menangis saat haus, mengantuk, atau ketika popoknya basah. Sehingga bayi menangis memang merupakan hal yang wajar. Akan tetapi anda harus waspada ketika buah hati terus menangis, karena ini bisa menjadi pertanda masalah kolik. Apa maksud kolik pada bayi sebenarnya ? Yuk simak ulasan berikut untuk menemukan jawabannya.

Mengenal Kolik pada Bayi

Tidak seperti menangis karena popok basah atau haus dan lapar, bayi bisa menangis sampai sulit dikendalikan dalam kondisi kolik. Dan bayi yang mengalami hal ini dapat membuat orang tua menjadi frustasi. Pasalnya penyebab dari tangisan bayi sering kali sulit diidentifikasi. Meskipun sudah melakukan berbagai cara, namun bayi tetap saja menangis.

Oleh karena itu, penting bagi anda untuk memahami ciri dan cara mengatasi kolik yang tepat. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kolik sendiri umumnya terjadi pada bayi dengan rentang usia 2 minggu sampai 4 bulan. Sehingga kolik sering juga disebut dengan istilah sindrom 4 bulan.

Ketika kolik terjadi, bayi bisa menangis lebih dari 3 jam dalam sehari. Dan kondisi seperti itu setidaknya terjadi selama 3 hari dalam seminggu, baik pada siang hari ataupun sore hari. Sebenarnya bayi baru lahir memang sering ditemukan mengalami kolik, sehingga kondisi ini tidak benar benar dianggap sebagai gangguan kesehatan.

Bahkan menurut para pakar kolik akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi memasuki usia antara minggu ke-8 sampai ke-14. Kendati demikian, rasanya tidak ada orang tua yang tak panik ketika melihat buah hatinya mengalami kolik. Terlebih apapun yang anda lakukan untuk membantu si kecil selama episode berlangsung seolah tidak ampuh untuk meredakan tangisannya.

Jadi tidak heran apabila anda akan merasa panik selama kondisi tersebut berlangsung. Dalam hal ini, bukannya tidak ada solusi. Karena ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor faktor risiko. Anda perlu mendiskusikannya kembali dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Ciri-Ciri dan Gejala Kolik Terjadi

Bayi memang akan menangis dan rewel selama episode kolik. Akan tetapi tidak semua bayi yang menangis kemudian rewel dapat dikatakan memiliki kolik. Namun ada beberapa ciri dan gejala tersendiri yang mengikuti kondisi tersebut. Pada bayi yang sehat, adapun ciri ciri kolik yaitu meliputi:

  1. Menangis Tanpa Alasan yang Jelas

Seperti yang telah disinggung di awal, menangis merupakan cara bayi dalam berkomunikasi. Itu berarti bayi menangis untuk menyampaikan sesuatu. Misalnya ketika mereka haus, lapar, popoknya basah, atau ketika mereka merasa tidak enak badan. Namun ketika bayi menangis tanpa alasan yang jelas, maka ini bisa menjadi salah satu pertanda kolik.

  1. Menangis yang Intens

Tidak seperti menangis ketika memerlukan sesuatu, menangis sebagai gejala kolik lebih terlihat intens. Karena tidak ada alasan jelas yang menyebabkan si kecil menangis. Sehingga apapun yang anda lakukan untuk mengurangi tangisannya seolah tidak mempan. Tangisan bayi tetap terdengar sengsara dan seringkali bernada tinggi.

  1. Episode Menangis yang Terprediksi

Apa maksud kolik pada bayi yaitu kondisi ketika mereka menangis lebih dari 3 jam dalam sehari dan setidaknya terjadi selama 3 hari dalam seminggu. Ini menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kolik acap kali menangis di waktu yang sama setiap harinya. Meskipun seringkali tangisan berlangsung lebih dari 3 jam, namun ada juga yang berlangsung dari beberapa menit.

Dan biasanya episode menangis diprediksi terjadi pada sore atau malam hari, menjelang si kecil akan tidur. Meski pada beberapa kasus tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga yang mengalami episode kolik di pagi hari. Nantinya akhir episode kolik tersebut akan ditandai dengan buang angin dan buang air besar atau kecil.

  1. Perubahan Postur

Tidak hanya episode menangis yang terprediksi dan sulit ditenangkan, perubahan postur tubuh juga menjadi salah satu tanda bayi mengalami kolik. Beberapa ciri bayi yang mengalami kolik yaitu menunjukkan postur tubuh seperti tangan mengepal, kaki yang melingkar, dan otot perut menjadi kencang selama episode berlangsung.

Selain mengenali ciri ciri kolik, anda juga perlu memahami beberapa tanda lainnya yang mirip tangisan kolik namun ternyata bukan. Sebab tangisan yang menyerupai kolik namun disertai dengan tanda lainnya perlu diwaspadai, karena beberapa mungkin perlu diperiksakan ke dokter.

Seperti bayi telah berusia lebih dari 4 bulan, tubuh bayi terkulai saat diangkat, berat badan bayi tidak bertambah, pola buang air kecil dan besar menjadi tidak normal, bayi tidak nafsu makan, ubun ubun bayi tampak menonjol, serta bayi terlihat susah bernapas. Ketika mendapati gejala lain seperti itu yang mengiringi tangisan si kecil, maka besar kemungkinan itu bukan kolik.

Apa Penyebab Kolik ?

Setelah mengetahui apa maksud kolik pada bayi dan beberapa cirinya, anda mungkin bertanya tanya apa yang menyebabkan kondisi tersebut bisa terjadi. Sayangnya, sampai sekarang belum diketahui secara pasti apa sebenarnya hal yang menyebabkan bayi dengan usia di bawah 4 bulan mengalami episode menangis seperti itu.

Bahkan para peneliti sudah mencoba mencari tahu dan tetap merasa kesulitan dalam menjelaskan kolik. Seperti mengapa kondisi tersebut umumnya banyak terjadi pada akhir bulan pertama kehidupan, mengapa kondisi kemudian bisa diselesaikan dengan sendirinya, mengapa kondisi terjadi pada waktu waktu tertentu, atau kenapa terdapat variasi kondisi di antara bayi.

Meskipun belum diketahui secara pasti, namun beberapa ahli berhasil menemukan beberapa teori mengenai penyebab terjadinya kolik tersebut. Adapun sejumlah aspek yang dinilai mempengaruhi kondisi kolik antara lain alergi, perubahan bakteri normal pada sistem pencernaan, orang tua yang cemas, intoleransi laktosa, dan sistem pencernaan yang belum berkembang secara sempurna.

Tapi perlu diketahui bahwa teori teori ini pun tidak kuat. Karena kolik bisa terjadi pada bayi yang menyusu dengan ASI maupun susu formula. Kolik juga terjadi tidak tergantung pada kelahiran bayi, entah itu mereka anak pertama, kedua, ketiga, ataupun seterusnya. Dan tidak semua bayi dapat mengalami kondisi kolik tersebut.

Cara Mengatasi Kolik

  1. Lakukan Strategi yang Menenangkan

Ketika berada dalam episode kolik, bayi mungkin terlihat seolah tidak bisa ditenangkan. Namun jangan langsung panik, karena ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasinya. Melakukan beberapa strategi yang menenangkan mungkin akan membantu anda membuat episode kolik menjadi lebih singkat.

Di sini anda perlu melakukan eksperimen yang meliputi ajak bayi jalan jalan dengan kereta dorong atau mobil, jalan dengan mengayunkan bayi, balut bayi menggunakan selimut, mandikan bayi dengan air hangat, pijat punggung atau perut bayi, serta putar audio dengan suara yang tenang dan menenangkan.

  1. Gendong Bayi dengan Tegak

Menggendong bayi dengan tegak saat menyusui bisa membantu dalam mengatasi kolik. Caranya yaitu anda bisa menyusui si kecil dari satu payudara sampai hampir habis baru kemudian mengganti sisi. Meskipun terlihat sepele, cara seperti itu dapat memberikan bayi hindmilk yang kaya dan berlemak. Ini berpotensi lebih memuaskan bila dibandingkan dengan foremilk yang encer.

  1. Ambil Jeda Lebih Panjang di Antara Waktu Menyusui

Selain menggendong bayi dengan posisi yang tegak saat menyusui, penting untuk mengambil jeda lebih panjang di antara waktu menyusui tersebut. Meskipun tidak secara pasti dapat membantu mengatasi kolik, namun membiasakan memberi ASI setiap tiga sampai empat jam secara rutin memang lebih baik daripada setiap satu atau dua jam. Karena dapat mencegah overfeeding pada si kecil.

  1. Teknik Sendawa

Seperti yang telah disinggung dan dijelaskan sedikit mengenai apa maksud kolik pada bayi, buang angin dapat menjadi pertanda dari akhir episode kolik. Sehingga anda dapat mencoba mengeluarkan angin dari perut bayi dengan cara teknik sendawa, sebelum angin tersebut sempat turun ke usus.

Terutama ketika bayi anda sering minum susu, anda mungkin perlu lebih sering membuatnya bersendawa untuk mengeluarkan angin. Dimana posisi tegak mengambil andil penting di sini. Misalnya anda bisa mendudukkannya di pangkuan atau memeluk bayi, kemudian tepuk tepuk punggungnya guna mendorong gelembung udara supaya keluar.

  1. Gripe Water

Pengobatan zaman dahulu gripe water memang belum terbukti manjur secara akurat. Namun banyak masyarakat yang masih mencoba menggunakan cara ini dalam mengatasi kondisi kolik atau ketika bayi rewel dan terus menangis. Pasalnya gripe water mampu menenangkan dan menghangatkan perut serta memiliki efek antasida.

Sehingga bayi biasanya menjadi lebih tenang ketika diberi obat tersebut. Yang mana gripe water sendiri umumnya disarankan pada bayi di atas usia satu bulan. Jadi jangan asal memberikannya pada si kecil, pastikan anda sudah terlebih dahulu memeriksa label kemasan sebelum menggunakan.

  1. Botol Anti-Kolik

Pernah dengar botol anti-kolik ?  Botol dengan katup anti-kolik dijual secara bebas di pasaran saat ini, sehingga anda dapat menggunakannya apabila memberi susu menggunakan botol pada si kecil. Baik itu sepenuhnya atau hanya sesekali, tidak ada salahnya mencoba memakai botol anti-kolik.

Pasalnya botol susu tersebut sengaja dirancang untuk mengurangi gejala kolik, dan hal ini sudah terbukti secara klinis. Namun pastikan anda telah memilih dot dengan ukuran yang benar bagi buah hati. Karena ini akan mempengaruhi kenyamanan mereka ketika menyusu. Kemudian pastikan botol susu selalu penuh supaya bayi tidak menghisap udara.

Kapan Harus ke Dokter ?

Meskipun kolik merupakan kondisi yang wajar terjadi pada bayi, namun anda juga tetap perlu mempertimbangkan untuk pergi ke dokter. Karena kondisi kolik yang terus berlangsung bukan tidak mungkin jika mempengaruhi kesehatan si kecil. Khususnya ketika anda sudah mencoba berbagai cara mengatasi kolik namun tidak membuahkan hasil.

Maka itu pertanda bahwa anda perlu membawa si kecil ke dokter. Sebab ada kemungkinan bayi mengalami sakit serius yang menyebabkannya menangis tanpa henti. Seperti terasa tidak nyaman dan mengalami masalah pernapasan, demam hingga 38 derajat celcius, feses bayi encer atau terdapat darah, dan lain sebagainya.

Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kolik memang kondisi yang normal dan bukan gangguan kesehatan. Terdapat beberapa tanda yang mengindikasikan kolik seperti menangis secara terus menerus dan episodenya dapat diprediksi. Namun jika kondisi ini terus berlangsung dan disertai gejala penyakit lainnya, maka segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Scroll to Top